Puisi: MENCARI SEBUAH HARAPAN
---Aco Matital---
Menapaki jejak hidup di awal perjalanan
Sungguh pilu kejamnya tirani waktu
Tertatih – tatih kulewati padang gersang
Di penuhi belukar, menusuk ragaku
Engkau melepaskan aku dalam kehampaan
Menceraikan nafas, terbagi – bagi oleh waktu
Di tengah taman kesedihan
Diam dan terpaku raga ini menyendiri
Pandanganku semakin dipenuhi kabut
Aku lelah, aku tak mampu, arus kesedihan menghanyutkanku
Dalam ketidakpastian yang menyeruak ganas
Merasuk dekapan nuraniku
Insan manusia gagah, menepuk dada
Aku bisa. . . Aku saja. . . !!!
Kamu tidak mampu . . . Kamu diam. . . !!!
Pendengaranku sakit, dipukul kata – katanya
Kamu, dia, mereka, mengamuk dengan ego tinggi
Bahkan semuanya, menunjukkan cakar berbisa
Menciptakan kubu yang saling menuduh
Hari berganti, noda berganti
Noda pudar, hari pun ikut memudar
Tak tahu berapa jumlah yang dilewati
Mengharapkan waktu yang menyembuhkan
Penyesalan semakin dalam dan sedih
Kau yang dulu bersamaku, telah menjauh
Kau yang dulu di dekatku, telah hilang
Sangkaku hari – hari lenyap, tak terganti
Lentera hidup menyinari, rasa, raga, ego kita
Merenungi lembaran yang terajut kasih
Menyatukan asa yang terpisah mati
Kini aku melihatnya, kemenangan diselimuti badai
Perahu yang kutumpangi
Melaju terus ke tengah samudra
Aku pun sendiri tak tahu di mana ‘kan berlabu
Perahu pelayananku
Mencari sebuah harapan yang tak terbentuk
Aku selalu bermohon dalam ketegaran jiwa
Dan kuyakini Allah yang hidup
Memancarkan cahaya abadinya.
Aco Matital
Mata Empat, 06 September 2022
Komentar
Posting Komentar