Puisi: IMPIAN, DALAM GELAP KABUT MALAM

Membuat puisi  kabut malam dengan mengambil gambar Taman Malam Hujan - Foto gratis di Pixabay


---Aco Matital---


Hasrat yang terbang jauh 

Di tepian kilauan waktu 

Merangkak maju, keringnya hidup 

Seberkas kenangan lampau meringis 


Puing – puing air mata berjejeran

Meratapi langka – langka kaku yang mati 

Teriakanku tak didengarkan orang 

Sesaat aku terdiam dalam batas karang 


Selaksa doa yang tak pernah berhenti 

Menaruh harapan yang tak terkata 

Membiaskan cahaya kerinduan 

Yang terperangkap dalam lintasan waktu 


Butiran senyum kepahitan memancar tajam 

Lelah aku tertatih – tatih mencari mimpi 

Di setiap sudut persimpangan hidup 

Tak terbendung jiwaku menahan gejolak waktu 


Di batas asal, aku berdiri megah 

Melihat gelora gelombang yang kian terperi 

Menapaki jejak – jejak hidupku 

Terlintas setapak batu yang terjal 

Menusuk, merobek khayalan mimpiku 


Aku tersayat dengan raga yang perlahan lenyap 

Setitik air mata mengisi kekosongan hatiku

Melayang senyuman indah 

Akan penantian yang tak berujung 


Allahku jadilah guru 

Allahku jadilah pelita hati 

Muda dan dininya usiaku, lemah terbatas kan kekuatan 

Seperti tercekik dalam panasnya gelombang dunia 


Satu pinta dalam sebait doaku 

Allah kota bentengku 

Perisai keselamatan jiwaku 

Aku yakin sungguh untuk janjimu 

Aku yakin sungguh untuk pemberianmu 

Peganglah tangan mudaku 

Jadilah setiap detik seperti cahaya yang tak pernah padam 


Impian, dalam gelap kabut malam 

Telah kulewati dalam cahaya terangmu 

Hingga mentari esok tiba, dan semerbak bunga di taman masih menebarkan wanginya 

Aku tahu, di usia mudaku  

Allahku 

Guruku 

Pelita hatiku selalu menyertaiku.


Aco Matital

Mata Empat, 06 September 2022

Komentar

Postingan Populer